Thiago Motta, nama yang tidak asing dalam dunia sepak bola, dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik pada masanya. Kariernya yang gemilang sebagai pemain tidak hanya berhenti di lapangan hijau, tetapi juga berlanjut ke peran yang lebih menantang sebagai pelatih.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri perjalanan Motta, dari masa-masa awalnya di Brasil hingga peran barunya sebagai pelatih yang mulai menarik perhatian dunia sepak bola.
Thiago Motta lahir pada 28 Agustus 1982 di São Bernardo do Campo, Brasil. Sejak usia muda, Motta telah menunjukkan bakat alami dalam mengolah bola. Memulai kariernya di akademi sepak bola Juventus-SP, Motta dengan cepat menarik perhatian pemandu bakat dari berbagai klub besar di Brasil dan Eropa. Pada usia 17 tahun, Motta pindah ke Spanyol untuk bergabung dengan akademi muda Barcelona, La Masia, yang terkenal sebagai tempat lahirnya talenta-talenta sepak bola dunia.
Bersama Barcelona, Motta tidak hanya belajar taktik dan teknik tinggi yang diajarkan oleh para pelatih terbaik, tetapi juga berkesempatan bermain bersama pemain-pemain kelas dunia. Setelah meniti karier di tim muda, Motta akhirnya mendapat kesempatan debut di tim utama pada tahun 2001. Permainannya yang tenang, cerdas, dan kemampuannya membaca permainan dengan baik membuatnya menjadi salah satu pilihan utama di lini tengah Barcelona.
Namun, cedera yang sering mengganggunya membuat kariernya di Barcelona tidak semulus yang diharapkan. Setelah tujuh tahun bersama Barcelona, Motta memutuskan untuk mencari tantangan baru dan bergabung dengan Atletico Madrid pada tahun 2007. Sayangnya, cedera terus menghantui kariernya dan membuatnya sulit menampilkan performa terbaik.
Tak lama berselang, Motta pindah ke Italia untuk bergabung dengan Genoa pada tahun 2008, yang kemudian menjadi titik balik dalam kariernya. Di Genoa, Motta menemukan kembali performa terbaiknya, yang kemudian menarik perhatian klub raksasa Italia, Inter Milan. Bersama Inter, Motta menjadi bagian dari tim yang memenangkan treble bersejarah di bawah asuhan José Mourinho pada musim 2009/2010. Di Inter, Motta dikenal sebagai gelandang yang solid dan tak kenal kompromi, memberikan kontribusi besar dalam menjaga keseimbangan tim.
Pada tahun 2012, Motta pindah ke Paris Saint-Germain (PSG), klub yang kemudian menjadi rumah keduanya. Di PSG, Motta tidak hanya memenangkan banyak gelar domestik, tetapi juga menjadi salah satu pemain paling berpengaruh di ruang ganti. Selama kariernya di PSG, Motta menunjukkan kepemimpinan dan kualitas permainan yang membuatnya dihormati oleh rekan-rekan setimnya.
Meskipun lahir dan besar di Brasil, Thiago Motta memilih untuk membela tim nasional Italia, negara leluhurnya. Ia memulai debutnya bersama Azzurri pada tahun 2011 dan menjadi bagian penting dari tim hingga Piala Eropa 2016. Keputusannya untuk membela Italia bukanlah keputusan yang mudah, tetapi ia merasa bahwa itu adalah panggilan hati. Di tim nasional Italia, Motta dikenal sebagai pemain yang dapat diandalkan dalam situasi sulit dan memiliki visi permainan yang luar biasa.
Setelah pensiun sebagai pemain pada tahun 2018, Thiago Motta memutuskan untuk beralih ke dunia kepelatihan. Motta memulai karier kepelatihannya di akademi muda PSG sebelum akhirnya mendapatkan kesempatan melatih tim senior Genoa pada tahun 2019.
Meskipun masa kepelatihannya di Genoa tidak bertahan lama, Motta telah menunjukkan potensi besar sebagai pelatih dengan pendekatan taktis yang inovatif. Saat ini, Thiago Motta melanjutkan perjalanan kepelatihannya dengan membentuk gaya permainan yang khas. Ia dikenal dengan filosofi sepak bola yang mengutamakan penguasaan bola, pressing tinggi, dan fleksibilitas taktik.
Motta ingin timnya bermain dengan intensitas tinggi, menekan lawan sejak awal, dan mengontrol jalannya pertandingan. Pendekatan ini mencerminkan pengalaman panjangnya sebagai pemain di berbagai liga top Eropa.
Dengan pengalaman dan wawasan yang dimilikinya, Thiago Motta memiliki potensi untuk menjadi salah satu pelatih terbaik di dunia. Meskipun perjalanannya sebagai pelatih baru saja dimulai, jejak kariernya sebagai pemain dan pendekatan inovatifnya dalam melatih membuat banyak pihak yakin bahwa Motta akan mencatatkan nama besar di dunia kepelatihan.
Seiring waktu, kita akan melihat bagaimana Motta mengembangkan kariernya sebagai pelatih dan apakah ia akan mampu meraih kesuksesan besar seperti saat ia menjadi pemain. Dengan dedikasi, kecerdasan taktik, dan semangat kompetitif yang ia miliki, Thiago Motta tampaknya siap untuk melanjutkan warisannya di dunia sepak bola, kali ini sebagai arsitek di pinggir lapangan.